Pasar kripto kembali dilanda ketegangan setelah Standard Chartered memperingatkan potensi koreksi besar pada Bitcoin (BTC) sebelum reli berikutnya dimulai.
Dalam laporan terbarunya, bank asal Inggris itu memprediksi harga Bitcoin bisa turun di bawah $100.000 dalam waktu dekat, sebelum akhirnya rebound menuju target $200.000 di akhir tahun.
Analisis Standard Chartered: Koreksi Sebelum Lonjakan
Menurut Geoff Kendrick, Head of Digital Asset Research di Standard Chartered, tekanan harga Bitcoin saat ini dipicu oleh kombinasi faktor makroekonomi dan geopolitik.
Ia menilai ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan China serta pernyataan Presiden AS Donald Trump soal tarif impor baru menjadi penyebab utama tekanan pasar jangka pendek.
Dampak ke Pasar Kripto Lain
Koreksi Bitcoin ikut menyeret pasar altcoin. Kapitalisasi total kripto global turun dalam dua sesi terakhir, sementara Ethereum (ETH) kembali di bawah $4.000 untuk pertama kalinya dalam dua pekan.
Likuiditas pasar menurun, dan volatilitas meningkat menjelang KTT APEC, di mana Trump dan Presiden China Xi Jinping dijadwalkan bertemu.
Hasil pertemuan itu diperkirakan akan sangat berpengaruh terhadap arah jangka pendek Bitcoin, baik memperkuat rebound maupun memperpanjang tekanan korektif.
Kesimpulan
Standard Chartered memperingatkan potensi koreksi jangka pendek Bitcoin hingga di bawah $100.000, tapi tetap optimistis harga bisa mencapai $200.000 di akhir 2025.
Dengan fundamental yang kuat, arus ETF yang stabil, dan ekspektasi pemotongan suku bunga The Fed, prospek jangka panjang Bitcoin masih positif.
Bagi trader, level $100.000 kini menjadi zona penting — bukan tanda panik, tapi peluang akumulasi. Koreksi jangka pendek bisa jadi hanya jeda sebelum babak baru bull run berikutnya dimulai.

