Riset: Gamer Lebih Banyak Habiskan Uang untuk Game Remake Dibanding Remaster

Jakarta, 4 November 2025 — Sebuah riset terbaru dari Ampere Analysis mengungkap bahwa pemain game global kini lebih banyak menghabiskan uang untuk game remake dibandingkan versi remaster.

Menurut laporan yang dikutip oleh Video Games Chronicle (VGC), sepanjang periode Januari 2024 hingga September 2025, terdapat 42 judul game yang dianalisis, terdiri dari 15 remake dan 27 remaster di platform PlayStation, Xbox, dan Steam. Hasilnya, game remake menarik hingga 72,4 juta pemain dengan total pengeluaran mencapai USD 1,4 miliar (sekitar Rp 23 triliun).

Ampere Analysis mencatat bahwa pengeluaran global untuk game remake mencapai 2,2 kali lipat lebih besar dibanding rata-rata game remaster.

Remake Lebih Menguntungkan, Tapi Mahal Dikembangkan

Dalam laporannya, Ampere menyebut bahwa game remake mampu menghidupkan kembali IP klasik dan menarik pemain baru. Namun, proses pengembangannya memerlukan biaya, waktu, dan pemasaran yang jauh lebih besar dibanding remaster.

Sebaliknya, remaster lebih cepat dan murah dibuat, tetapi biasanya menghasilkan engagement dan pendapatan lebih rendah.

Kasus Pengecualian

Meski begitu, ada pengecualian seperti The Elder Scrolls IV: Oblivion Remastered, yang berhasil mencetak pendapatan sekitar USD 180 juta (lebih dari Rp 3 triliun) dan memiliki 7 juta pemain aktif bulanan di berbagai platform.

Tren Industri Game

Analis Senior Ampere, Katie Holt, menjelaskan bahwa dengan meningkatnya biaya pengembangan dan nilai IP, banyak publisher kini lebih sering mengeksplorasi game lama untuk di-remake atau remaster. Strategi ini dianggap sebagai cara efektif untuk menjaga profitabilitas tanpa risiko sebesar membuat IP baru.

Temuan ini memperkuat tren bahwa remake kini menjadi strategi utama industri game untuk menarik nostalgia gamer sekaligus menjangkau pasar baru.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *