Jakarta, September 2025 – Keberadaan Artificial Intelligence (AI) kini semakin marak digunakan oleh berbagai kalangan, termasuk pelajar dan mahasiswa. Meski menawarkan kemudahan dalam memahami materi hingga menyelesaikan tugas, riset terbaru memperingatkan adanya dampak negatif dari ketergantungan terhadap teknologi ini.
Penelitian Universitas Negeri Makassar tahun 2025 menunjukkan bahwa pelajar yang terlalu sering menggunakan AI cenderung mengandalkan jawaban instan tanpa melalui proses berpikir kritis. Akibatnya, kemampuan analisis dan penyusunan pemahaman logis mengalami penurunan.
Selain masalah ketergantungan, sejumlah studi juga menyoroti kelemahan AI, seperti tingginya tingkat halusinasi jawaban yang mencapai 28,6% hingga 91,4%, berdasarkan riset Journal of Medical Internet Research. AI juga berpotensi menghasilkan jawaban bias karena dipengaruhi oleh sumber data saat pelatihan.
Meski begitu, para ahli menekankan bahwa AI tetap bisa menjadi alat bantu belajar yang efektif jika digunakan dengan bijak. Pelajar disarankan tetap mengedepankan verifikasi, nalar kritis, dan pemahaman pribadi agar tidak terjebak pada “jalan pintas” yang melemahkan kualitas pembelajaran.