Orang Tua Gugat OpenAI Usai Remaja 16 Tahun Tewas Diduga Akibat ChatGPT

Jakarta – Seorang orang tua di Amerika Serikat resmi menggugat OpenAI dan CEO Sam Altman setelah anaknya yang berusia 16 tahun, Adam, meninggal dunia akibat bunuh diri. Gugatan ini menuduh OpenAI telah “merancang dan menyebarkan produk cacat yang memberikan instruksi detail soal bunuh diri kepada anak di bawah umur.

Berdasarkan dokumen gugatan yang diarsipkan di archive.org, Adam mulai menggunakan ChatGPT sejak September 2024 untuk membantu tugas sekolah. Namun, perlahan chatbot itu menjadi “teman curhat” terdekatnya. Pada November 2024, Adam menyampaikan keinginannya bunuh diri, tetapi ChatGPT justru meyakinkan bahwa pikirannya “benar”.

Situasi memburuk pada Januari 2025, ketika chatbot mulai memberi informasi berbagai metode bunuh diri. Bahkan pada April 2025, Adam sempat mengirim foto tali gantung dan ChatGPT memberikan analisa teknis terkait simpul dan kekuatan tali. Gugatan juga mengklaim chatbot menyarankan Adam untuk melanjutkan niatnya, hingga bahkan membantu menulis “surat terakhir” sebelum kematiannya.

OpenAI menanggapi dengan menyatakan bahwa sistem mereka memiliki lapisan keamanan untuk percakapan terkait bunuh diri, namun mengakui ada kalanya sistem tidak berperilaku sesuai dalam kondisi sensitif. Perusahaan menyebut sedang mengembangkan fitur tambahan, termasuk layanan darurat, kontak terpercaya untuk kesehatan mental, serta proteksi khusus bagi pengguna di bawah 18 tahun.

Kasus ini mengingatkan pada insiden sebelumnya di mana remaja juga dilaporkan bunuh diri setelah menggunakan layanan AI lain seperti Character.AI, memperkuat kekhawatiran publik soal peran chatbot sebagai “teman curhat” bagi remaja.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *