Game strategi Supremacy: World War 3 menuai kecaman setelah merilis iklan kontroversial yang dianggap mengejek dan memanfaatkan ketegangan geopolitik antara Iran dan Israel. Iklan yang viral di TikTok sejak 19 Juni 2025 menyindir pilihan pemain jika memilih Iran dengan kalimat, “Kalau kamu memilih Iran untuk menguasai dunia, itu keputusan paling bodoh yang pernah saya dengar,” serta menyarankan menyerang negara-negara “Stan” lainnya, termasuk India dan Pakistan yang baru-baru ini mengalami ketegangan.

Iklan ini mendapat reaksi keras karena tayang bertepatan dengan konflik nyata antara Iran dan Israel, serta serangan udara AS yang mengakibatkan tewasnya Mayor Jenderal Qasem Soleimani. Presiden AS Donald Trump sempat mengumumkan serangan nuklir ke tiga lokasi di Iran sebelum akhirnya menyatakan gencatan senjata pada 24 Juni 2025. Banyak warganet menilai promosi ini tidak sensitif dan menyerupai propaganda militer.

Selain itu, akun Twitter resmi game Conflict of Nations juga mengunggah iklan provokatif yang memicu kemarahan publik karena bertepatan dengan kematian Soleimani dan ancaman balas dendam dari Iran. Berbagai komentar menyebut iklan tersebut “tidak pantas” dan “tak punya empati,” karena memanfaatkan tragedi kemanusiaan sebagai bahan promosi hiburan.

Pengembang Conflict of Nations mengakui adanya reaksi negatif namun menyatakan tema perang membantu pemain menghadapi ketakutan global melalui simulasi strategi. Kontroversi ini menimbulkan perdebatan tentang etika promosi game yang mengangkat konflik dunia nyata, antara eksploitasi tragedi dan relevansi konten.

Hingga kini, pengembang Supremacy: World War 3 belum memberikan pernyataan resmi terkait kontroversi ini, sementara diskusi soal batas kreativitas dan moral dalam industri game terus bergulir.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *