
Riot Games mengambil langkah kontroversial dengan mengizinkan sponsor dari industri judi online masuk ke ekosistem kompetitif League of Legends (LoL) dan VALORANT. Keputusan ini mengejutkan karena selama bertahun-tahun Riot menolak keterlibatan industri perjudian dalam turnamen resmi mereka.
Dalam wawancara bersama John Needham, President of Esports Riot Games, terungkap bahwa perputaran dana taruhan ilegal di ranah kompetitif LoL dan VALORANT mencapai lebih dari 10 miliar dolar AS. Meski tanpa sponsor resmi, praktik taruhan ilegal tetap terjadi tanpa pengawasan, berpotensi disalahgunakan.
Riot memilih untuk mengatur keterlibatan sponsor judi dengan aturan ketat, di antaranya:
- Logo sponsor dilarang tampil di jersey pemain
- Tidak ada iklan judi dalam siaran resmi turnamen
- Sponsor hanya boleh berpartisipasi dalam bentuk kerja sama bisnis tertutup tanpa eksposur publik
Riot hanya akan bekerja sama dengan brand judi yang berlisensi resmi, patuh regulasi pemerintah, serta memiliki sistem tanggung jawab dan transparansi yang baik.
Langkah ini diharapkan menjadi sumber pendanaan baru bagi organisasi esports yang terpukul pandemi, meski membawa risiko moral dan reputasi. Riot berusaha menjaga keseimbangan antara kebutuhan finansial dan nilai komunitas esports yang sehat.
Keputusan ini menandai babak baru dalam dinamika pendanaan esports yang semakin membutuhkan investasi besar untuk bertahan dan berkembang.